Saya memang sangat tidak suka dan hampir membenci lele. Bahkan untuk account facebook, saya menggunakan nama Erni BenciLele.Saya juga mengganti accout twitter saya dengan nama Erni Antilele, tapi dengan pertimbangan tertentu akhirnya saya kembalikan lagi ke nama awal, Ernilove. Biar lebih ramah...
Berbicara ketidaksukaan saya kepada lele, saya sulit untuk menjelaslan penyebabnya. Mungkin, dulu karena saya melihat betapa joroknya habibat si lele ini. Waktu saya masih kecil, Ayah membuat kolam berukuran cukup besar di kebun belakang rumah. Kolam itu diisi dengan ribuan ikan, yang bentuknya sangat aneh dan sangat licin, dan kemudian saya tahu kalau ikan itu bernama lele. Waktu itu Ayah saya membiakkan jenis lele dumbo.
Pada awalnya saya tidak bermasalah dengan kolam lele dumbo itu.Tapi kemudian saya mulai melihat betapa joroknya lele-lele itu. Mereka lebih menyukai kolam berlumpur dan bau daripada kolam yang bersih . Untuk makanan, mereka juga lebih menyukai bangkai ayam yang dibakar dan dilemparkan ke kolam daripada pelet Lama-lama bau kolamnya pun membuat perut saya mual dan ingin muntah.
Sampai pada akhirnya saat panen perdana, ukuran lele itu menjadi besar-besar dan kulitnya hitam mengkilat. Ibu saya pun menyisihkan sebagian untuk dimasak. Tapi apa yang terjadi, ketika saya mencicipi sedikit daging lele yang sudah digoreng, tiba-tiba saya merasakan mual yang hebat.Sejak saat itu saya tidak pernah lagi berani menyentuh daging lele, karena begitu melihat wujudnya saja., saya sudah ingin muntah.
Baru beberapa tahun ini saya bisa bertoleransi kepada pemakan lele. Sebelumnya, saya tidak pernah mau berdekatan dengan orang-orang yang sedang memakan lele, karena saya akan langsung muntah.
Begitulah kira-kira kenapa saya membenci lele. Jadi jangan coba-coba hidangkan lele untuk saya..atau saya akan muntah di meja makan Anda.